3 Poin Ini Jadi Dorongan agar Rutin "Membuka Jendela"




Jendela kamar harus saya membuka setiap hari supaya perputaran udara bertukar, nasehat guru SD. Itu pengalaman saya dalam makna sebetulnya. Dalam artian lain, tiap kita perlu teratur "buka jendela". Sebab "Buku ialah jendela dunia", tuturnya.

Buat saya, tempat mengagumkan yang wajar didatangi sebelum mal serta bioskop ialah toko buku. Satu tahun penuh tidak berkunjung ke mal atau bioskop ialah tidak kenapa. Tetapi jadi permasalahan serius bila diperlakukan pada toko buku.

Dahulu, sewaktu kuliah saya akan cari berbagai trick serta langkah supaya bisa ke toko buku, seperti sempat saya singgung di sini. 

Yang didatangi toko terlengkap serta paling populer, dong, walau harga cukup menggelegar dibandingkan toko lain. "Kapan ya di Salatiga ada Gramedia?", sharing seorang rekan, sama-sama penggila buku.

Terlalu berlebih kelihatannya berharap kota semungil Salatiga ada Gramedia. Sama berlebihannya mengkhayalkan bioskop. Tetapi siapa kira, awal 2020 lalu dibuka toserba cukup besar di Salatiga, yang ada biskopnya! Siapa tahu nantinya ada Gramedia , entahlah kapan.

Dua tahun kemarin, 2018, pada hari ulang tahun saya adik wanita kirim photo beberapa buku dalam suatu toko. Saya langsung senang! Terkadang adik saya yang menjengkelkan itu baik . Tahu kakaknya suka baca, dibelikan buku.

Dapat Bonus Spektakuler Main Taruhan Bola Online

Waktu saya bertanya, "Dimana itu?" Ada deh!, balasnya. Toko Buku Jendela Salatiga, tuturnya. Lho, memang benar ada toko buku seperti itu di Salatiga, ya? Saya jadi o2n saat itu juga.

Bulan Mei lalu, waktu "hidung gatal" tidak ketahan hirup aroma kertas-kertas bersampul, saya selekasnya singgah. Minimum satu bulan sekali harus "buka jendela", misi saya pribadi. Walau ada satu dua toko buku lokal di Salatiga, ada beberapa hal yang membuat saya jatuh cinta pada toko yang ini.

Tidak superlengkap, tetapi cukup. Pengunjung di toko ini termasuk sepi. Gara-gara epidemi, kemungkinan. Bukanlah di saat normal, cuma manusia antik yang ke toko buku... Seperti toko buku biasanya, alat catat, buku kelompok beberapa anak sampai dewasa ada. Untuk ukuran Salatiga cukup lah. Saya tidak tertarik memeriksa semua rack, terkecuali novel serta biografi. Kadang-kadang singgah di rack produk paling baru atau best seller. Pengaturannya cukup bagus dengan tata lampunya. Lain dengan toko buku lokal yang lain.

Toko yang berpusat di Klaten, berdiri semenjak 4 Juni 2007 ini memberikan potongan harga 10% untuk semua buku. Jika tanpa ada potongan harga juga ikhlas saya uber sampai ke Semarang, Solo, serta Jakarta; waktu di Salatiga ada potongan harga saya acuhkan. 

Jarang-jarang loh, ada toko buku yang memberikan potongan harga tiap hari. Di Surabaya dahulu ada juga toko sama yang murah hati, yang harus saya datangi.

Sebetulnya tidak terlalu berlebih potongan harga ini. Menurut rekanan saya, alumnus ekonomi, yang punyai rekanan di percetakan, memaparkan jika harga jual buku 400% (4x lipat) dari modal. Jadi potongan harga 10% ialah lumrah.

Sampul gratis. Tidak cuma emak-emak yang menyukai gratisan, saya juga senang. Walau cuma berbentuk sampul, gratis tetaplah gratis. Seperti semir pada sepatu, bedak di wajah, oli pada mesin, demikianlah sampul untuk buku. 
Semua perlu perawatan. Biasanya, saya harus mengambil Rp. 9.000 untuk beli plastik mika. Dengan berbelanja di Toko Buku Jendela, budget itu tak perlu lagi. Ekonomis.
Diberdayakan oleh Blogger.