Konsol Game Juga Ada Manfaatnya




Satu hal yang tentu berlangsung dalam kehidupan ialah tetap ada yang baru. Entahlah saat waktu bertukar hari, minggu, sampai sekian tahun. Ini saya alami saat masih sekolah.

Waktu tengah awal SD, saya menyenangi rutinitas membaca narasi legenda. Contohnya mengenai Legenda Bandung Bondowoso, lalu ada juga cerita perjuangan Pangeran Diponegoro, sampai ada juga cerita seram seperti Kolor Hijau serta Hantu Tanpa ada Kepala.

Cerita-cerita itu saya peroleh dengan beli buku saku narasi bergambar (cergam) yang kemungkinan waktu itu seharga 500-1000 rupiah. Waktu itu juga saya umumnya baru dapat membeli saat bisa menyisihkan uang semasa satu minggu saat lainnya justru dapat membeli secara cepat.

Kemungkinan terdengar klise, sebab ceritanya seakan akan memberi ide jika suka membaca harus dipunyai semenjak kecil. Tapi apakah yang saya kerjakan sebetulnya karena hanya saya ingin mempunyai selingan kecuali pulang serta kerjakan PR atau belajar.

Serta, saya semakin senang membaca cergam semacam itu dibanding kerjakan PR serta belajar. Rutinitas itu membuat saya mulai mempersiapkan diri untuk membaca beberapa hal lain, seperti cerita mengenai Trunojoyo pejuang yang lain di waktu penjajahan Belanda atau Jepang.

Bila narasi seperti itu, karena itu tentu saya dapatkan dengan pinjam buku dari perpustakaan sekolah. Kadang terdengar pendapat untuk pinjam buku mengenai Bahasa Indonesia atau Matematika, tetapi saya semakin senang pinjam buku-buku yang demikian rupa.

Hingga kemudian rutinitas mulai berubah, persisnya saat ada di waktu tengah akhir SD. Bila awalnya condong berusaha membahagiakan diri di dalam rumah saja, sekarang saya ingin semakin interaktif.

Dari situlah saya mendapatkan beberapa hal baru yang condong dapat dipandang seperti gerbang ke arah modernisasi. Seperti mengenali game konsol sampai tahu warung internet (warnet).

Dampak ikuti ekstrakurikuler di sekolah membuat jaringan persahabatan semakin makin tambah meluas. Saya mulai tahu apakah itu Nintendo, PlayStation 1 (PS 1), sampai tentu saja tahu PS 2.

Rutinitas membaca cergam mulai berubah ke bermain game konsol itu. Pasti bermain PS 2 ialah surga buat saya, sebab kecuali semakin bagus sebab yang bermain umumnya ialah mas-mas bahkan bisa saja saat ini telah jadi bapak-bapak beranak ABG.

Disamping itu, ada efek positif yang saya dapatkan saat bermain game konsol waktu itu. Satu bagian yang sering ditutupi sebab umumnya dari kita cuma memandang bermain game konsol menyiakan waktu serta habiskan uang.

Dapat Bonus Spektakuler Main Taruhan Bola Online

Pertama, bermain game konsol dengan skema rental di warung rental game konsol akan membuat kita keluar dari rumah. Pada proses itu bermakna akan ada hubungan sosial. Entahlah dengan pemilik rental atau dengan sama-sama pemain game konsol.

Ke-2, bermain game konsol akan melatih kita untuk terlatih serta excited pada tehnologi. Selanjutnya kehidupan kita akan akrab dengan hal tersebut, termasuk juga media selingan.

Yakin atau mungkin tidak, bermain game konsol dapat jadi gerbang untuk mengalahkan tehnologi digital yang semakin kompleks. Diantaranya ialah computer. Waktu itu menjalankan handphone yang paling penting ialah computer, sebelum menginjak pada laptop ditambah lagi smartphone.

Bila tidak ada usaha untuk pelajari serta mengenali tehnologi digital lewat bermain game, rasa-rasanya untuk sentuh beberapa benda itu akan berat bila tuntutannya condong serius. Seperti untuk kerja atau kerjakan pekerjaan sekolah.

Faktanya ialah kita akan condong waspada serta takut keliru dalam pemakaiannya. Tidak sama dengan di dalam bermain game konsol, terutamanya waktu di warung rental. Saat kita kurang dapat menjalankannya, sang penjaga atau pemilik rental akan menolong.

Waktu itu kita dapat mengulik triknya. Disamping itu, kita ada di keadaan enjoy, tidak tersusul deadline serta yang lain. Keadaan ini akan membuat kepala kita semakin gampang untuk tangkap beberapa informasi baru.

Ke-3, bermain game konsol melatih diri dengan keadaan yang dapat dipandang normal, keramaian. Saat ada pribadi yang condong (dipandang) kurang bersosial, ada di lingkungan yang dapat dikatakan sebagai miniatur ruang umum seperti tempat rental game ialah langkah yang baik untuk belajar terbuka.

Walau ada yang cuma bermain sendiri, itu bukan tema intinya. Sebab yang sering dicari ialah belajar mengenali serta terlatih dengan situasinya. Kita perlu belajar ada dalam tempat yang beberapa orang, walau itu tidak harus sama-sama mengenal serta tidak memunculkan hubungan langung atau dengan cara intens.

Point ini menurut saya penting, sebab bersamaan perkembangan tehnologi, kita akan makin berasa tak perlu lagi ada di keramaian. Keadaan ini dapat dibuktikan saat handphone makin canggih--mampu mengimplementasikan game pula--dan dapat kita punya dengan cara personal.

Saat di dalam rumah telah ada media untuk selingan, kenapa harus keluar?

Ini sama dengan waktu saya masih menyukai kesibukan membaca cergam. Saya hampir terkunci, tetapi saya benar-benar menikmatinya. Berikut yang membuat saya bersyukur saat ada game konsol serta tempat rental.
Diberdayakan oleh Blogger.